Jakarta (ANTARA) - Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu tantangan besar di dunia kesehatan global. Meskipun kemajuan medis terus berkembang, kasus infeksi TBC masih sering ditemukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Penyakit ini menyebar secara perlahan dan sering kali tidak disadari oleh penderitanya maupun orang-orang di sekitarnya.
Dilansir dari WHO, setiap tahun sekitar 10 juta orang di dunia menderita tuberkulosis (TBC). Meskipun penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan, TBC masih menyebabkan 1,5 juta kematian setiap tahunnya, menjadikannya sebagai penyakit menular paling mematikan di dunia.
Penularan TBC tidak hanya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti lingkungan dan kondisi kesehatan individu. Sayangnya, masih ada anggapan keliru di masyarakat bahwa TBC hanya menyerang kelompok tertentu. Faktanya, siapa saja dapat terinfeksi jika terpapar bakteri penyebab TBC.
Memahami penyebab utama infeksi TBC sangat penting sebagai langkah pencegahan yang efektif. Lalu, apa saja faktor yang membuat seseorang lebih rentan tertular TBC? Berikut penjelasannya.
Penyebab utama penularan TBC
Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara.
Bakteri ini dapat berpindah dari satu individu ke individu lain ketika penderita TBC aktif batuk, bersin atau berbicara. Penularan lebih mudah terjadi di lingkungan tertentu, terutama jika tidak ada upaya pencegahan yang memadai. Berikut beberapa faktor utama yang memicu penularan TBC:
Baca juga: Kemenkes siapkan Desa Siaga TBC untuk percepat target eliminasi
Paparan udara di ruang tertutup
Lingkungan yang padat dan memiliki ventilasi buruk meningkatkan risiko penyebaran bakteri TBC. Ruang tertutup seperti kantor, sekolah, asrama, atau transportasi umum menjadi tempat yang rentan jika tidak ada sirkulasi udara yang baik. Dalam kondisi ini, bakteri dapat bertahan di udara dalam waktu lama dan lebih mudah menginfeksi orang di sekitarnya.
Kontak dengan penderita TBC aktif
Bakteri TBC menyebar melalui udara ketika penderita TBC aktif batuk, berbicara, atau bernyanyi. Orang di sekitarnya dapat menghirup bakteri tersebut dan berisiko terinfeksi. Namun, individu dengan TBC laten atau infeksi TBC yang tidak aktif tidak dapat menularkan bakteri kepada orang lain.
Sistem imun yang lemah
Seseorang dengan daya tahan tubuh rendah lebih berisiko tertular TBC. Kondisi seperti malnutrisi, HIV/AIDS, atau penggunaan obat imunosupresif (penekan sistem imun) dapat melemahkan pertahanan tubuh. Ketika kekebalan tubuh menurun, bakteri Mycobacterium tuberculosis akan lebih mudah berkembang biak dan menyebabkan infeksi.
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan
Kurangnya pemahaman mengenai cara penularan dan gejala awal TBC membuat banyak kasus tidak terdeteksi sejak dini. Gejala ringan seperti batuk berkepanjangan, demam ringan, atau penurunan berat badan sering diabaikan, sehingga infeksi berkembang menjadi lebih parah sebelum mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Baca juga: Lika-liku lenyapkan TB
Baca juga: Sejarah penemuan bakteri TBC oleh Robert Koch pada 1882
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025