Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Herik Kurniawan mengatakan bahwa pers tidak boleh kalah terhadap aksi teror.

"Pers tidak boleh kalah oleh apapun jenis teror yang ada di Indonesia. Enggak boleh (kalah). Kenapa? Karena kita berdiri untuk publik. Kita berdiri untuk Republik (Indonesia)," katanya di Jakarta, Jumat, menanggapi insiden pengiriman kepala babi kepada Tempo.

Herik Kurniawan menegaskan IJTI mengecam aksi teror kepada jurnalis yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Menurut dia, aksi teror itu bisa mengancam keselamatan jurnalis yang menjadi target teror, bahkan bisa mengancam kebebasan pers.

"Satu, mengancam keselamatan jurnalis, itu pasti. Kedua, mengancam kemerdekaan pers. Dan yang paling berbahaya adalah mengancam demokrasi. Kalau mengancam demokrasi, siapa yang dirugikan? Republik ini," kata dia.

IJTI pun mendesak kepolisian untuk menyelidiki kasus teror terhadap Tempo ini.

"Kami mendesak kepada kepolisian supaya mengusut tuntas dan mengambil tindakan tegas terhadap siapapun juga pelakunya. Jangan sampai hal yang sama terulang lagi di masa mendatang," kata Herik Kurniawan.

Sebelumnya, kantor Tempo mendapatkan teror berupa kiriman kepala babi pada Rabu (19/3).

Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam.

Kotak berisi kepala babi tersebut ditujukan kepada jurnalis Tempo dan host siniar Bocor Alus Politik, Francisca Christy Rosana, atau yang karib disapa Cica.

Baca juga: Menkomdigi dorong Tempo laporkan teror ke kepolisian
Baca juga: Dewan Pers minta pelaku teror ke Tempo diusut tuntas

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025