Jakarta (ANTARA) - Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) Danone Indonesia berkomitmen memperkuat ekosistem pengelolaan sampah plastik di Jawa dan dan Bali sebagai salah satu upaya mengatasi persoalan sampah di tanah air.
Senior Public Affairs and Sustainability Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, sejak 2018, pihaknya berkomitmen untuk membangun model ekonomi sirkular dan menjadi bagian dari solusi terhadap permasalahan sampah di Indonesia.
"Kami telah menjalankan berbagai inisiatif #BijakBerplastik di Indonesia, termasuk wilayah Pulau Jawa dan Bali," kata Karyanto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Di Pulau Jawa, AQUA bersama dengan Danone Ecosystem, dan Veolia Services Indonesia yang diimplementasikan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) mengembangkan program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), untuk menciptakan siklus hidup kedua dari botol plastik usai diminum.
Program IRI dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dengan melibatkan empat Tempat Pengolahan Sampah – Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Jatim, Jateng, DIY, serta 10 Mitra Pengumpulan di Jatim, Jateng, DIY, dan Sulteng.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya bekerjasama dengan PT Khazanah Hijau Indonesia (Rekosistem) mengelola 1.400 metrik ton sampah kemasan dan botol plastik di Gresik, Jawa Timur.
Baca juga: Danone Indonesia terus kelola DAS terintegrasi dukung ketahanan pangan
Kolaborasi ini adalah implementasi konkret dari Extended Producer Responsibility (EPR) yang menjadi alternatif solusi untuk mengurangi beban yang menumpuk di Surabaya dan kota - kota penyangganya.
Selain itu kolaborasi tersebut juga mendirikan dua Waste Station di Yogyakarta dan Solo untuk masyarakat bisa menyetor sampah pilahan dan mendapatkan insentif Rekopoints sebagai insentif dari aplikasi Rekosistem.
Program lain yakni Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia (GRADASI), merupakan inisiatif untuk mengajak masyarakat menyumbangkan sampah bernilai ekonomi melalui rumah ibadah.
Sampah yang disedekahkan kemudian dikelola, didaur ulang, atau dijual, dengan hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Diluncurkan pada April 2021, GRADASI telah melibatkan lebih dari 137 masjid, 46 gereja, dua wihara, 228 sekolah dan pesantren,delapan universitas dan 328 komunitas masyarakat di wilayah Jawa, Gorontalo, Tapanuli, Lombok dan Labuan Bajo.
Baca juga: Danone komitmen mewujudkan rantai pasok air berkelanjutan
Sustainable Packaging Circularity Senior Manager AQUA, Jeffri Ricardo menambahkan salah satu fokus utama perusahaan dalam mengelola kemasan paska konsumsi yakni mengembangkan ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dan inklusif serta mengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan tingkat pengumpulan dan daur ulang sampah plastik.
Terkait hal itu pihaknya telah mengembangkan 10 bank sampah induk, 10 unit bisnis daur ulang, dan 19 collection center di seluruh Indonesia, melibatkan lebih dari 10.000 pemulung dan 433 karyawan.
Selain itu, juga aktif melakukan pendampingan kepada 31 Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) serta lebih dari 60 unit bank sampah.
Bersama dengan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia (POPSEA), lanjutnya, pihaknya mengembangkan fasilitas daur ulang di Samarinda untuk meningkatkan tingkat pengumpulan sampah plastik di Kalimantan dan area di luar Pulau Jawa dengan kapasitas pengumpulan hingga 9.600 metrik ton plastik jenis PET.
Selain itu juga mengembangkan dan mendampingi 10 collection center di destinasi wisata prioritas seperti Bali, Likupang, Danau Toba, Mandalika, Candi Borobudur, dan Labuan Bajo.
Melalui berbagai inisiatif tersebut, hingga saat ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 26.000 ton sampah plastik per tahun dengan berbagai pihak yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.
"Ini bertujuan memaksimalkan manfaat ekonomi sirkular bagi lingkungan, masyarakat dan juga kelangsungan usaha perusahaan," kata Jeffri.
Berdasarkan riset LPEM UI, dampak dari gerakan #BijakBerplastik terjadi peningkatan daur ulang sampah plastik sebesar 17 persen, pengurangan sampah yang berakhir di TPA sebesar 14 persen, dan peningkatan nilai ekonomi sektor daur ulang mencapai Rp1,2 triliun.
Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025